Selasa, 31 Mei 2016

Buku dan Peradaban



Buku dan peradaban, merupakan dua hal yang tidak dapat kita pisahkan. Dimana keberadaan dari keduanya saling menyokong dengan manusia yang "ingin" berilmu sebagai perantaranya.
Buku pertama kali ditemukan pada tahun 2400 SM di Mesir, setelah bangsa Mesir menemukan kertas Papyrus. Buku sendiri pernah beberapa kali mencapai puncak kejayaannya, dimana perpustakaan - perpustakaan besar dengan jumlah buku yang sangat besar pernah ditemukan dalam sejarah manusia, seperti Perpustakaan Iskandariah di Mesir, Perpustakaan Pergamus, The Imperial Library of Constantinopel, dan masih banyak lainnya, namun kebanyakan dari perpustakaan - perpustakaan tersebut hancur akibat perang atau konflik - konflik pemerintahan.


Menurut saya pribadi, buku adalah titipan dari orang - orang pendahulu kita tentang ilmu yang tidak sempat mereka lanjutkan karena terhalang oleh waktu. Apabila kita berfikir, ilmuwan - ilmuwan besar seperti Einstein, Thomas A. Edison, dan lainnya tentunya sangat ingin menjelajahi bidang - bidang ilmu mereka secara lebih dalam lagi, menemukan lebih banyak hal lagi, mengungkap rashasia - rahasia dunia kita ini lebih mendalam lagi, namun semua makhluk hidup tentulah memiliki batasan umurnya masing - masing. Oleh karena itu para ilmuwan - ilmuwan tersebut mewariskan pengetahuan yang telah mereka dapatkan dalam bentuk buku, harapan mereka adalah para penerus yang ingin melanjutkan penelitian dengan bidang yang sama dengan yang mereka teliti tidak harus melakukan penelitian yang sudah mereka lakukan yang memakan waktu seumur hidup mereka, sehingga peneliti - peneliti muda ini akan menghemat waktu setara umur hidup para peneliti terdahulu unutuk melakukan penelitian baru.

Bayangkan apabila karya para ilmuwan besar ataupun penulis - penulis lain tidak terangkum dalam buku, melainkan hanya diwariskan melaului mulut ke mulut dan terangkum hanya berdasarkan ingatan si pendengar. Seiring berjalannya waktu, ingatan - ingatan tersebut akan semakin memudar, dan peneliti - peneliti atau penulis - penulis yang lahir setelah ingatan tersebut pudar, mau tidak mau harus menghabiskan waktunya untuk mengulang penelitian, mencoba beragam eksperimen, mengalami beberapa kali kegagalan terlebih dahulu yang seharusnya bisa didapatkan hanya dengan sekali membaca saja. Tentunya umat manusia tidak akan pernah mengalami kemajuan dengan cara ini, "Apabila teknik mengolah logamnya saja masih belum ditemukan, bagaimana bisa kita tahu teknik membuat roket, apabila teknik membuat roketnya saja belum ditemukan, bagaimana kita bisa mengetahui batuan yang ada di bulan". Begitulah kira - kira gambaran apabila tidak adanya buku yang menyalurkan pengetahuan dari masa ke masa. Buku sendiri sekarang telah memiliki bentuk yang beragam, buku digital contohnya, tidak penting apapun bentuk bukunya yang terpenting adalah isi yang terkandung di dalamnya.

Untuk itulah, kita membutuhkan buku untuk mengungkap rahasia dunia kita yang masih banyak belum kita ketahui, mulailah dari sekarang untuk "mewariskan" hal - hal kecil bagi para penerus kita, agar mereka dapat melanjutkan apa yang kita impikan. Dan mulailah giat untuk membaca agar "warisan" para pendahulu kita dapat kita sampaikan kepada para penerus kita nantinya.

sumber gambar : tokobukuonline.web.id

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 Geology Magazine All Right Reserved